Kamis, 19 Juni 2014

Pendidikan Ilmu ekonomi Produsi jangka panjang Dan jangka Pendek

MAKALAH PENDIDIKAN
ILMU EKONOMI
“PRODUKSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANGPERILAKU PRODUSEN”
Disusun Oleh :
Nama :1.  Mia Rusmiyati                              NIM:   2014120620
2.  Dian Koesoma Pelita Sari                        2010120799
3. Maria Seftiana luruk Teti                        2014120327
4. Restu Prasetyo Sadewa                            2014120516
5. M.Muhtadin                                              2014120595
6. Irena Rahman                                           2010120091
Dosen Pembimbing :
H.Suripto,SE,M.AK
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2014
KATA PENGANTAR


             Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami  menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
    Makalah yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori biaya produksi yang terdiri dari berbagai bahasan.Makalah yang berjudul ‘PRODUKSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANGPERILAKU PRODUSEN” ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi teori biaya produksi.
    Terselesaikannya tugas makalah ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami yaitu Ibu .serta teman – teman yang telah membantu kami.
    Terlepas dari keyakinan kami atas kesempurnaan makalah yang kami susun ini,sebagai makhluk yang sebenarnya jauh dari sempurna,kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah.





Jakarta, 3 May 2014


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………….…………..….……….                      2
DAFTAR ISI………………...…………………………….………….         3
BAB I PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang Masalah……….……………………………….…        5
I.B. Rumusan Masalah…………………...……………………………..       5
I.C. Tujuan Makalah………………………...………………………….       6
I.D. Manfaat Penulisan Makalah……………………………….……….      6
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Produksi…………………………………………………..      7
2. TujuanProduksi………………………………………………..……..        7
3. Bidang-Bidang Produksi………………………….…………………       8
4. Tingkatan Produksi …………………………………………………        8
5. Faktor Produksi……………………………………………..………        8
6. Fungsi Produksi…………………………………………………….         11
7.  Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang…………………………    14
8 . Biaya produksi jangka Pendek…………………………….…………     19


BAB III PENUTUP
III.A. Kesimpulan……………………………………………….……..        23
III.B. Saran…………………………………………………………….        23

DAFTAR PUSTAKA……………………….…………..….…………...     24






















                                                           

BAB I
PENDAHULUAN
I.A.  Latar belakang
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan produksi, menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang keping logam yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuan.
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada saat ini Kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk memperoleh keuntungan. Akan tetapi,  permintaan pasar berubah-ubah sehingga menyulitkan perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya, produk apa yang akan di produksi?. Namun dalam melakukan proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan produksi, salah satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya produksi. Biaya produksi merupakan proses mengeluarkan pengorbanan yang biasanya dapat berupa uang atau peralatan, agar produksi dapat dilaksanakan. Selain biaya produksi, ada biaya-biaya lain yang harus diperhatikan, seperti biaya admintrasi, biaya keuangan, dan biaya pemasaran. Sedangkan biaya produksi terbagi menjadi dua berdasarkan yang dikeluarkan yaitu biaya produksi eksplesit dan implisit. Selain itu biaya produksi dapat dibagi dua pula berdasarkan jangka yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam kasus perusahaan besar yang memiliki aset yang cukup banyak, dalam melakukan proses produksi tentu sudah ada perhitungan yang matang seperti jumlah variabel, bunga, sewa tanah, gaji pegawai, jumlah produk yang harus diproduksi supaya memperoleh keuntungan.
Oleh sebab itu penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Biaya Produksi”.
I.B.  Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Apa saja jenis-jenis biaya?
2.    Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
3.    Terdiri dari apa sajakah biaya produksi?
4.    Hubungan anatara titik impas dengan biaya produksi?
I.C.  Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.    Jenis-jenis biaya.
2.    Pengertia apa yang dimaksud dengan biaya produksi.
3.    Unsur-unsur biaya produksi
4.    Penerapan perhitungan dalam proses produksi.
I.D.   Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi penambah wawasan mengenai biaya produksi secara praktisi. Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca bila suatu saat berkecimpung di dunia produksi, baik diperusahaan sendiri maupun diperusahaan lain.






















BAB II

PEMBAHASAN




1. Pengertian Produksi

Dalam percakapan sehari-hari produksi diartikan tindakan mengkombinasikan faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, dan lain-lainnya) oleh perusahaan untuk memproduksi hasil berupa barang-barang dan jasa-jasa.Dalam arti ekonomi, produksi adalah setiap usaha manusia untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya: menanam padi, menggiling padi, mengangkut beras, memperdagangkan, dari menjual makanan. Nah, kegiatan seperti itu disebut kegiatan produksi.

2. TujuanProduksi 
Berikut ini adalah beberapa tujuan produksi.
1.      Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
2.      Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
3.      Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.
4.      Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya.
5.      Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi barang yang baru.
6.      Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.
7.      Meningkatkan kemakmuran.
8.      Memperluas lapangan usaha.
3. Bidang-Bidang Produksi [2]

Produksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang.

a. Produksi ekstraktif adalah produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti: pertambangan, penangkapan ikan, dan lain-lain.
b. Produksi agraris adalah produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan hewan. Seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain.
c. Produksi industri, adalah produksi yang mengolah;
  1. bahan mentah menjadi barang jadi contoh: kedelai diolah menjadi tempe
  2. bahan mentah menjadi barang setengah jadi, contoh: kapas diolah menjadi benang pintalan
  3. bahan setengah jadi menjadi barang setengah jadi, contoh: pintalan benang diolah menjadi kain
  4. bahan setengah jadi menjadi barang jadi, contoh: kain diolah menjadi pakaian


4. Tingkatan Produksi [2]

Produksi dapat dibagi dalam beberapa tingkat atau tahap sebagai berikut.
  1. Produksi Primer, adalah produksi yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang bisa langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Bidang produksi ekstraktif dan agraris merupakan produksi tingkat primer.
  2. Produksi Sekunder, adalah produksi yang mengolah bahan-bahan dasar yang dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Bidang produksi industri merupakan produksi tingkat sekunder.
  3. Produksi Tersier, adalah produksi yang bersifat memperlancar proses produksi dan menyalurkan hasil produksi. Bidang produksi perdagangan dan jasa merupakan produksi tingkat tersier.

5. Faktor Produksi

Faktor produksi adalah sesuatu (dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang digunakan untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.

Faktor-faktor produksi terdiri atas:
a. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran.

Sumber daya alam, antara lain:
  1. Lahan (tanah) termasuk juga kesuburan tanah sebagai dasar untuk pertanian dan permukiman.
  2. Kekayaan yang terkandung di dalam tanah seperti bahan-bahan tambang, mineral, minyak tanah, gas alam, dan lain-lain.
  3. Lingkungan alam yang meliputi flora dan fauna, sumber daya air, dan udara, dengan segala macam tanaman dan pepohonan, sumber daya aquatis seperti ikan, rumput laut, garam, dan lainlain, hasil-hasil hutan seperti kayu, rotan, damar, dan lain-lain, dan sumber energi seperti matahari, angin, panas bumi yang terdapat dalam lingkungan hidup.
b. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja

Sumber daya manusia adalah kemampuan (daya) atau usaha manusia berupa jasmani maupun rohani yang digunakan untuk meningkatkan guna suatu barang.

Menurut kualitasnya, sumber daya manusia dapat dibedakan atas tiga hal sebagai berikut.
  1. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan terlebih dahulu dalam waktu yang cukup lama (biasanya di perguruan tinggi). Contoh dokter, insinyur (ahli teknik), akuntan, dan ekonom (ahli ekonomi).
  2. Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan serta pengalaman praktik, misalnya sopir, masinis kereta api, montir, dan teknisi.
  3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan atau latihan serta pengalaman praktik sebelumnya, misalnya kuli, pesuruh, dan tukang sapu.
c. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal adalah alat atau barang hasil produksi yang dipakai sebagai sarana atau alat untuk menghasilkan barang.Barang modal ini dibeli tidak oleh konsumen melainkan oleh produsen.Modal tidak harus berupa uang.Modal dapat berupa barang yang dihasilkan. Barang-barang modal disebut juga alat-alat produksi, misalnya gedung, mesin, dan bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi. Fungsi modal dalam ekonomi untuk menghasilkan dan meningkatkan atau memperluas produksi.Semakin banyak modal yang digunakan dalam produksi, semakin banyak pula barang yang dapat dihasilkan.

Macam-macam modal sebagai berikut.

1) Modal Dilihat dari Fungsinya

a) Modal perseroan atau modal privat, adalah barang modal yang difungsikan perseorangan sebagai sumber penghasilan, misalnya saham, persewaan rumah, dan deposito bank.
b) Modal masyarakat atau modal sosial, adalah semua barang modal yang dapat difungsikan orang banyak atau masyarakat, misalnya jalan, jembatan, dan rel kereta api. Barang modal masyarakat disebut juga infrastruktur.

2) Modal Dilihat dari Sifatnya

a) Modal tetap, adalah barang modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam produksi, misalnya tanah, gedung, dan mesin. Barang modal ini biasanya merupakan alat-alat produksi tahan lama.
b) Modal lancar, adalah barang modal yang habis dipakai sekali saja dalam produksi, misalnya bahan-bahan bakar (bensin dan solar).
c) Modal variabel, adalah barang modal yang besarnya berubah-ubah, sesuai dengan jumlah barang yang diproduksi. Misalnya jumlah bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi.

3) Modal Dilihat dari Risikonya

a) Modal sendiri, adalah modal perusahaan ditanggung sendiri secara penuh oleh perusahaan itu jika mengalami kerugian atau jatuh pailit.

b) Modal pinjaman, adalah modal yang berasal dari pihak lain. Perusahaan akan memberi bunga modal kepada pihak pemberi pinjaman.

4) Modal Dilihat dari Bentuknya

a) Modal nyata, adalah barang yang dapat digunakan dalam proses produksi yang terdiri atas modal barang dan modal uang.
b) Modal abstrak, adalah modal yang tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat, seperti kepandaian, pengetahuan, keahlian, nama baik, dan keunggulan dibanding perusahaan lain.

d. Kewirausahaan

Orang yang bertanggung jawab terhadap suatu usaha, mengambil inisiatif dan mengambil keputusan, serta berani menanggung segala risiko disebut pengusaha (entrepreneur) atau wirausahawan. Tugas pengusaha antara lain mengatur dan menentukan serta mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena itu, pengusaha dapat pula diartikan sebagai orang yang mempunyai keterampilan atau keahlian mengombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja, serta modal untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pengusaha bertanggung jawab dalam proses produksi. Tanpa ada pengusaha, maka sumber-sumber alam, tenaga kerja, serta modal akan tetap tinggal diam, sehingga tidak menghasilkan barang dan jasa. Keterampilan pengusaha (skill) untuk mengatur berbagai faktor produksi disebut kewirausahaan.Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya.

Kewirausahaan merupakan tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif. Kewirausahaan bersangkutan dengan kemampuan seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain.

Kewirausahaan tidak hanya menyangkut kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung semata) tetapi juga kegiatan yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap, atau perilaku yang tepat dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak yang berkepentingan (langganan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara).

Berikut ini adalah keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha supaya produksi dapat berjalan dengan lancar : [2]
  1. Keahlian manajerial (managerial skill), adalah keahlian dalam mengelola faktor-faktor produksi dengan menggunakan cara-cara yang tepat sehingga diperoleh hasil maksimal.
  2. Keahlian teknologi atau (technological skill), adalah keahlian khusus yang bersifat teknik yang bisa digunakan demi keberhasilan produksi.
  3. Keahlian organisasi atau (organizational skill), yaitu keahlian mengatur berbagai kegiatan perusahaan yang bersifat intern maupun ekstern.

6. Fungsi Produksi
Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut. Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dalam proses produksi disebut fungsi produksi.

Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan mengubah bentuk fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi sepatu. Dalam fungsi produksi, sepatu itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisi faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan berubah. Namun, output akan tetap sama apabila perubahan satu faktor produksi diganti dengan faktor produksi lainnya.

Secara matematis, fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut: [3]

Q = f (K, L, R, T)

Q = jumlah produk (output) yang dihasilkan
f = fungsi, menunjukkan hubungan fungsional antara jumlah output dan input (K, L, R, T)
K = Kapital (capital) atau barang modal
L = Labor (tenaga kerja)
R = Resource (kekayaan alam)
T = Technology (teknologi yang digunakan)

Rumus tersebut menunjukkan jumlah produk (output) yang dihasilkan bergantung pada jumlah modal (capital), jumlah tenaga kerja, jumlah resource, dan tingkat teknologi yang digunakan. Pada umumnya, proses produksi membutuhkan berbagai jenis faktor produksi.Namun, untuk memudahkan analisis perlu diadakan penye derhanaan terhadap faktor produksi yang jumlah dan kualitasnya sangat banyak.

Untuk itu, penyederhanaan fungsi produksi hanya bergantung pada dua faktor produksi (input) saja.Kedua faktor produksi tersebut adalah modal (capital) dan tenaga kerja (labor). Secara matematis, fungsi produksinya dapat dirumuskan sebagai berikut:

Fungsi produksi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Q / TP = f (L, R, T)

Keterangan:

Q / TP = Total produksi
f = Fungsi (persamaan fungsional)
L = Tenaga kerja
R = Sumber daya alam
T = Teknologi yang digunakan

Tabel 1. Hubungan Faktor Produksi Tetap, Faktor Produksi Variabel dengan Output yang Dihasilkan


Input
Output
Produk Rata-rata (AP)
Tahap Produksi
Mesin dan Bangunan
Tenaga Kerja
Produk Total (TP)
Tambahan Produk (MP)
Tetap
0
0
0
0
Tetap
1
6
6
6
I
Tetap
2
14
8
7
I
Tetap
3
24
10
8
I
Tetap
4
32
8
8
II
Tetap
5
38
6
7,6
II
Tetap
6
42
4
7
II
Tetap
7
44
2
6,2
II
Tetap
8
44
0
5,5
II
Tetap
9
42
–2
4,6
III

Produk total (TP = Total Product) adalah keseluruhan hasil yang diperoleh selama proses produksi. Tambahan produk (MP = Marginal Product) adalah tambahan total produksi yang bisa diperoleh sebagai akibat bertambahnya satu unit input (masukan) faktor produksi variabel (tenaga kerja). Produk rata-rata (AP = Average Product) adalah rata-rata produk yang dihasilkan selama proses produksi, yang diperoleh dari pembagian produksi total dengan tenaga kerja.

Dari tabel 1.dapat dibuat grafik seperti di bawah ini. 
Gambar 1. Kurva Produk total, Tambahan produk, dan Produk rata-rata.
Gambar di atas menunjukkan gejala proses tambahan hasil yang semakin menurun. Pada saat jumlah tenaga kerja 1 orang, produk total (TP) yang diperoleh adalah 6.Jika tenaga kerja ditambah menjadi 2 orang, maka TP menjadi 14 yang berarti ada tambahan produk (MP) sebesar 8. Tambahan tenaga kerja menjadi 3 orang akan meningkatkan TP menjadi 24 dengan MP sebesar 10. Pada tahap ini (tahap I) terjadi kenaikan TP yang lebih dari sebanding (lebih proporsional) di mana terjadi peningkatan MP di setiap penambahan 1 unit input. Secara teknis, keadaan ini disebut increasing returns. Pada tahap ini lebih menguntungkan bagi produsen untuk terus menambah penggunaan input variabel karena output tambahan yang dihasilkan setiap tambahan input variabel semakin besar. Daerah ini disebut ”daerah tak rasional” karena produsen yang rasional tidak akan pernah memilih tingkat ini sebagai daerah operasi.

Pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 4 orang, TP yang diperoleh 32 dengan MP 8.Pada posisi ini walaupun TP masih meningkat, tetapi MP mulai menurun. Pada tahap ini (tahap II) kenaikan TP yang terjadi tidak proporsional (tidak sebanding dengan peningkatan MP karena adanya tambahan input). Namun karena penurunan MP belum diikuti oleh penurunan AP, maka masih memungkinkan bagi produsen untuk meningkatkan produksi total. Dengan demikian, daerah ini disebut juga sebagai ”daerah rasional”. Secara teknis, keadaan ini disebut diminishing returns.

Pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 9 orang, TP yang diperoleh menjadi 42, dengan MP –2. Pada tahap ini (tahap III) penambahan input variabel hanya akan menurunkan produksi total. Dengan demikian, daerah ini disebut sebagai daerah ”tak rasional”. Produsen tidak akan pernah memilih tahap ini sebagai daerah operasi. Keadaan di mana penambahan input variabel menurunkan produksi total disebut sebagai negative returns.

Secara sederhana, hubungan antara kurva TP, MP, dan AP sebagai berikut.
  1. Penggunaan input tenaga kerja sampai pada tingkat di mana TP cekung ke atas (0 sampai A) maka MP menaik demikian pula AP.
  2. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP yang menaik dan cembung ke atas (yaitu antara A dan C) MP menurun.
  3. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan TP yang menurun maka MP negatif.
  4. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja di mana garis singgung pada TP persis melalui titik origin B, maka MP = AP maksimum. Penambahan tenaga kerja akan menimbulkan spesialisasi pekerjaan. Pada saat jumlah tenaga kerja hanya 1 orang, ia mengerjakan semua proses produksi. Jika tenaga kerja ditambah, maka proses produksi dibagi menjadi tahapan-tahapan produksi dan tiap tenaga kerja mengerjakan tahapan yang berbeda. Sampai dengan jumlah tenaga kerja tertentu, spesialisasi pekerjaan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

7.  Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa.Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variabel input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi.Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap tersedia.Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contohnya.Sampai tingkat interval produksi tertentu jumlah mesin tidak perlu di tambah.Tetapi jika produksi menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi), jumlah mesin tidak bisa dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya.Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan.Begitu juga sebaliknya.Buruh harian lepas pabrik rokok adalah salah satu contohnya.Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya di tambah.Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat di kurangi.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terikat erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk di tambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Dalam jangka  panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi dengan menambah atau mengurangi mesin produksi.Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran kronologis.Misalnya ada kualifikasi yang menyatakan bahwa jangka panjang berkisar antara 5-25 tahun.Jangka sangat panjang bila waktunya lebih 25 tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis.Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.Periode jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.
Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka pendeknya barang kali lima tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal 5 tahun tambahan untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin.Perusahaan yang bergerak di industri pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat.Perusahaan yang mengelolah makanan kalengan, periode jangka pendeknya hanya 2 atau 3 tahun.
A.     Fungsi Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Pengertian produksi dengan satu variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal atau capital dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut dengan faktor produksi, seperti dibawah ini:
Q = f(K,L)
Keterangan:
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja atau buruh
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap barang produksi tetap.Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
B.       Produksi Total (Total Product)
Produksi total adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan satu unit total produksi.
TP = f(K,L)
Keterangan:
TP   = produksi total
K    = barang modal (yang dianggap konstan)
L     = tenaga kerja atau buruh
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi  nilainya sama dengan nol. Turunan pertama TP adalah MP, maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
C.      Produksi Marginal (Marginal Product)
Produksi Marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan  penggunaan satu unit faktor produksi.
Keterangan:
MP = Produksi Marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah< 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum pertambahan hasil yang semakin menurun atau The Law of Deminishing Return.
D.      Produksi Rata-Rata (Average Product)
Produksi rata-rata adalah rata-rata output yang dihasilkan perunit faktor produksi.
Keterangan:
AP = produksi rata-rata
TP   = total product
L     = tenaga kerja (labour)
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis, AP maksimum tercapai pada saat AP=MP, dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
Tabel 1
Produksi Total, Produksi Marginal, dan
Produksi Rata-rata Usaha Tekstil Tradisional
(Satu Faktor Produksi Variabel)

Mesin
(unit)
Buruh
(orang)
TP
(bal)
MP
(bal)
AP
(bal)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
20
45
80
105
120
126
120
106
90
5
15
25
35
25
15
6
-6
-12
-18
5
10
15
20
21
20
18
15
12
9
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang diperkerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena produksi marjinal/MP sudah negative.Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi TP. Selama nilai MP > 0, TP tetap bertambah.Sayangnya pertambahan MP juga mengalami penurunan/LDR (The Law of Deminishing Return). Besarnya nilai MP juga berpengaruh terhadap nilai produksi rata-rata atau AP. Penambangan 1 orang tenaga kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP > nilai AP sebelumnya. Begitu juga sebaliknya.Hal ini terjadi pada saat penggunaan tenaga kerja antara 2-5 orang. Misalnya pada saat menambah buruh dari 2 menjadi 3 orang, AP meningkat dari 10 unit menjadi 15 unit, karena MP= 25 unit. Bandingkan pada saat tenaga kerja ditambah dari lima menjadi enam.
Dapat dipresentasikan dalam bentuk diagram TP ternyata bergerak membentuk kurva yang mirip huruf  S, sehingga disebut kurva S atau (S curve). Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun menyebabkan kurva MP berbentuk parabola, sampai menyentuh sumbu horizontal (MP=0). Jika kurva MP telah lebih rendah dari sumbu horizontal (MP<0), penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total (slope kurva TP menjadi negatif).Kurva AP bergerak sepola dengan kurva MP.Sebelum titik potong AP dan MP nilai AP selalu dibawah MP, setelah itu AP diatas MP.Nilai AP juga mengalami penurunan akibat pengaruh penurunan nilai MP.Tetapi penurunannya tidak setajam MP sehingga pada saat MP < 0, AP masih mungkin bernilai positif bahkan tidak pernah negatif.


8 . Biaya produksi jangka Pendek
Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Biaya produksi dalam jangka pendek antara lain.
1)    Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
 Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. .Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu
a)    Biaya Langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu.
b)    Biaya tidak Langsung (indirect cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.



Tiga Tahap Produksi
Diagram 2 menunjukkan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4).Kedua, pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga, pada saat MP = 0 atau menjadi tiga tahap produksi (the three stage of production):
1.      Tahap 1 (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum.
2.      Tahap 2 (stage II) , antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
3.      Tahap 3 ( stage III) , saat MP sudah bernilai < 0 (negatif)
Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana sebaiknya perusahaan berproduksi.
Diagram 2
Kurva TP, MP, dan AP
Pada tahap 1, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan.Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
Pada tahap II, kerena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata rata mengalami penurunan .Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kuva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Pada tahap III, persahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
Dengan demikian perusahaan sebaiknya berproduksi ditahap II. Secara metematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima.  Jika tambahan biaya masih lebih kecil  dari tambah pendapatan, perusahaan akan menambah tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W sedangkan harga jual baranng di notasikan P, maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila:
W = MP (P)
Keterangan:
W      = Upah
MP    = Produksi Marginal
P       = Harga Jual Barang
Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat.Secara grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram 5.3, akibat kemajuan teknologi, luas kurva TP3 > TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar. Dari Diagram 5.3 tampak bahwa: .
Diagram 3
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi meningkat. Studi empiris yang dilakukan duapuluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin, yaitu modernisasi sumber daya manusia (SDM), terutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia (embodied technologi) dan mendorong peningkatan efisiensi.
Seorang ekonom senior (Paul Krugman) menggunakan konsep ini untuk menjelaskan mengapa negara-negara yang dikenal sebagai “Macan Asia” (Asia Timur) mengalami krisis ekonomi di akhir dasawarsa ini.Salah satu jawabannya adalah pertumbuhan ekonomi Asia Timur, seperti halnya Rusia, lebih disebabkan oleh pertambahan penggunaan faktor produksi (barang modal dan tenaga kerja).Tidak ada peningkatan efisiensi yang signifikan.Oleh karena itu ukuran efisiensi dengan menggunakan angka AP harus ditinjau ulang.Paul Krugman kemudian mengusulkan TFP (Total Factor Productivity) sebagai ukuran efisiensi.Pada prinsipnya metode ini ingin memisahkan pengaruh barang modal, teknologi, dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan itu akan terlihat apakah ada kemajuan efisiensi yang signifikan. Angka pertumbuhan TFP yang besar mengidentifikasikan perkembangan efisiensi yang semakin tinggi.






















BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi.Maksudnya adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan.Apa yang bisa dilakukan manusia dalam “memproduksi” tidak sampai pada merubah substansi benda. Yang dapat dilakukan manusia berkisar pada misalnya mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan atau mengeksploitasi (ekstraktif).
Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam ekonomi konvensional, tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan Mashlahah yang maksimum bagi konsumen.
Walaupun dalam ekonomi islam tujuan utamannya adalah memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama berada dalam bingkai tujuan dan hukum islam. Dalam konsep mashlahah dirumuskan dengan keuntungan ditambah dengan berkah.

B.Saran

            Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu para pebgusaha harus memahami pengertiannya






D.     Daftar Pustaka

2. Putong, Iskandar. 2010. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra wacana media.
Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Salvatore.

















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar