MAKALAH PENDIDIKAN
ILMU EKONOMI
“PRODUKSI
JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANGPERILAKU PRODUSEN”
Disusun
Oleh :
Nama :1. Mia Rusmiyati NIM:
2014120620
2. Dian Koesoma Pelita Sari 2010120799
3. Maria Seftiana luruk Teti 2014120327
4. Restu Prasetyo Sadewa 2014120516
5. M.Muhtadin 2014120595
6. Irena Rahman 2010120091
Dosen Pembimbing :
H.Suripto,SE,M.AK
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2014
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori biaya produksi yang terdiri dari berbagai bahasan.Makalah yang berjudul ‘PRODUKSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANGPERILAKU PRODUSEN” ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi teori biaya produksi.
Terselesaikannya tugas makalah ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami yaitu Ibu .serta teman – teman yang telah membantu kami.
Terlepas dari keyakinan kami atas kesempurnaan makalah yang kami susun ini,sebagai makhluk yang sebenarnya jauh dari sempurna,kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah.
Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori biaya produksi yang terdiri dari berbagai bahasan.Makalah yang berjudul ‘PRODUKSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANGPERILAKU PRODUSEN” ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi teori biaya produksi.
Terselesaikannya tugas makalah ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami yaitu Ibu .serta teman – teman yang telah membantu kami.
Terlepas dari keyakinan kami atas kesempurnaan makalah yang kami susun ini,sebagai makhluk yang sebenarnya jauh dari sempurna,kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah.
Jakarta, 3 May 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………….…………..….………. 2
DAFTAR ISI………………...…………………………….…………. 3
BAB I PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Masalah……….……………………………….… 5
I.B. Rumusan Masalah…………………...…………………………….. 5
I.C. Tujuan
Makalah………………………...…………………………. 6
I.D. Manfaat Penulisan Makalah……………………………….………. 6
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Produksi………………………………………………….. 7
2. TujuanProduksi………………………………………………..…….. 7
3. Bidang-Bidang Produksi………………………….………………… 8
4. Tingkatan Produksi ………………………………………………… 8
5. Faktor
Produksi……………………………………………..……… 8
6. Fungsi Produksi……………………………………………………. 11
7. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang………………………… 14
8 . Biaya
produksi jangka Pendek…………………………….………… 19
BAB III PENUTUP
III.A.
Kesimpulan……………………………………………….…….. 23
III.B. Saran……………………………………………………………. 23
DAFTAR
PUSTAKA……………………….…………..….…………... 24
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar
belakang
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama
mengenai makna biaya dan produksi, menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan
yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang keping logam yang memiliki dua muka
yang berbeda namun dalam satu kesatuan.
Seiring dengan berkembangnya ilmu
teknologi, ilmu pengetahuan, dan bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup
terus meningkat. Pada saat ini Kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari
alam, akan tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga
terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk
memperoleh keuntungan. Akan tetapi, permintaan pasar berubah-ubah
sehingga menyulitkan perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya, produk
apa yang akan di produksi?. Namun dalam melakukan proses produksi suatu barang,
perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan produksi,
salah satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya produksi.
Biaya produksi merupakan proses mengeluarkan pengorbanan yang biasanya dapat
berupa uang atau peralatan, agar produksi dapat dilaksanakan. Selain biaya
produksi, ada biaya-biaya lain yang harus diperhatikan, seperti biaya
admintrasi, biaya keuangan, dan biaya pemasaran. Sedangkan biaya produksi
terbagi menjadi dua berdasarkan yang dikeluarkan yaitu biaya produksi eksplesit
dan implisit. Selain itu biaya produksi dapat dibagi dua pula berdasarkan
jangka yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam kasus perusahaan besar yang
memiliki aset yang cukup banyak, dalam melakukan proses produksi tentu sudah
ada perhitungan yang matang seperti jumlah variabel, bunga, sewa tanah, gaji
pegawai, jumlah produk yang harus diproduksi supaya memperoleh keuntungan.
Oleh sebab itu penulis menulis sebuah
makalah yang bertajuk “Biaya Produksi”.
I.B. Rumusan
Masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis-jenis biaya?
2. Apa yang dimaksud dengan biaya
produksi?
3. Terdiri dari apa sajakah biaya
produksi?
4. Hubungan anatara titik impas
dengan biaya produksi?
I.C. Tujuan
Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini
disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Jenis-jenis biaya.
2. Pengertia apa yang dimaksud
dengan biaya produksi.
3. Unsur-unsur biaya produksi
4. Penerapan perhitungan dalam
proses produksi.
I.D. Manfaat
Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan
baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
menjadi penambah wawasan mengenai biaya produksi secara praktisi. Makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca bila suatu saat berkecimpung
di dunia produksi, baik diperusahaan sendiri maupun diperusahaan lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Produksi
Dalam percakapan sehari-hari
produksi diartikan tindakan mengkombinasikan faktor-faktor produksi (tenaga
kerja, modal, dan lain-lainnya) oleh perusahaan untuk memproduksi hasil berupa
barang-barang dan jasa-jasa.Dalam arti ekonomi, produksi adalah setiap usaha
manusia untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau benda untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya: menanam padi, menggiling padi, mengangkut
beras, memperdagangkan, dari menjual makanan. Nah, kegiatan seperti itu disebut
kegiatan produksi.
2. TujuanProduksi
Berikut ini adalah beberapa tujuan produksi.
Berikut ini adalah beberapa tujuan produksi.
1.
Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia
memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan
kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
2.
Mencari keuntungan atau laba. Dengan
memproduksi barang dan jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa
menjualnya dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
3.
Menjaga kelangsungan hidup
perusahaan. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen akan memperoleh
pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.
4.
Meningkatkan mutu dan jumlah
produksi. Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen. Dengan
berproduksi, produsen mendapat kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk
meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi
sebelumnya.
5.
Mengganti barang-barang yang aus dan
rusak karena dipakai atau karena bencana alam. Semua itu diganti dengan cara
memproduksi barang yang baru.
6.
Memenuhi pasar dalam negeri dan luar
negeri.
7.
Meningkatkan kemakmuran.
8.
Memperluas lapangan usaha.
3. Bidang-Bidang Produksi [2]
Produksi dapat dikelompokkan menjadi
beberapa bidang.
a. Produksi ekstraktif adalah
produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam tanpa melakukan
pengolahan lebih lanjut. Seperti: pertambangan, penangkapan ikan, dan
lain-lain.
b. Produksi agraris adalah
produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan hewan. Seperti:
pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain.
c. Produksi industri, adalah produksi
yang mengolah;
- bahan mentah menjadi barang jadi contoh: kedelai diolah
menjadi tempe
- bahan mentah menjadi barang setengah jadi, contoh:
kapas diolah menjadi benang pintalan
- bahan setengah jadi menjadi barang setengah jadi, contoh:
pintalan benang diolah menjadi kain
- bahan setengah jadi menjadi barang jadi, contoh: kain
diolah menjadi pakaian
4. Tingkatan Produksi [2]
Produksi dapat dibagi dalam beberapa
tingkat atau tahap sebagai berikut.
- Produksi Primer, adalah produksi yang menghasilkan
bahan-bahan dasar yang bisa langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan
dalam proses produksi selanjutnya. Bidang produksi ekstraktif dan agraris
merupakan produksi tingkat primer.
- Produksi Sekunder, adalah produksi yang mengolah
bahan-bahan dasar yang dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Bidang
produksi industri merupakan produksi tingkat sekunder.
- Produksi Tersier, adalah produksi yang bersifat
memperlancar proses produksi dan menyalurkan hasil produksi. Bidang
produksi perdagangan dan jasa merupakan produksi tingkat tersier.
5. Faktor Produksi
Faktor produksi adalah sesuatu
(dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.
Faktor-faktor produksi terdiri atas:
a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala
sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam
usahanya mencapai kemakmuran.
Sumber daya alam, antara lain:
- Lahan (tanah) termasuk juga kesuburan tanah sebagai
dasar untuk pertanian dan permukiman.
- Kekayaan yang terkandung di dalam tanah seperti
bahan-bahan tambang, mineral, minyak tanah, gas alam, dan lain-lain.
- Lingkungan alam yang meliputi flora dan fauna, sumber
daya air, dan udara, dengan segala macam tanaman dan pepohonan, sumber
daya aquatis seperti ikan, rumput laut, garam, dan lainlain, hasil-hasil
hutan seperti kayu, rotan, damar, dan lain-lain, dan sumber energi seperti
matahari, angin, panas bumi yang terdapat dalam lingkungan hidup.
b. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja
Sumber daya manusia adalah kemampuan
(daya) atau usaha manusia berupa jasmani maupun rohani yang digunakan untuk
meningkatkan guna suatu barang.
Menurut kualitasnya, sumber daya
manusia dapat dibedakan atas tiga hal sebagai berikut.
- Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang
memerlukan pendidikan terlebih dahulu dalam waktu yang cukup lama
(biasanya di perguruan tinggi). Contoh dokter, insinyur (ahli teknik),
akuntan, dan ekonom (ahli ekonomi).
- Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang memerlukan
latihan serta pengalaman praktik, misalnya sopir, masinis kereta api,
montir, dan teknisi.
- Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu
tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan atau latihan serta
pengalaman praktik sebelumnya, misalnya kuli, pesuruh, dan tukang sapu.
c. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal adalah alat atau
barang hasil produksi yang dipakai sebagai sarana atau alat untuk menghasilkan
barang.Barang modal ini dibeli tidak oleh konsumen melainkan oleh
produsen.Modal tidak harus berupa uang.Modal dapat berupa barang yang
dihasilkan. Barang-barang modal disebut juga alat-alat produksi, misalnya
gedung, mesin, dan bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi. Fungsi
modal dalam ekonomi untuk menghasilkan dan meningkatkan atau memperluas
produksi.Semakin banyak modal yang digunakan dalam produksi, semakin banyak
pula barang yang dapat dihasilkan.
Macam-macam modal sebagai berikut.
1) Modal Dilihat dari Fungsinya
a) Modal perseroan atau modal
privat, adalah barang modal yang difungsikan perseorangan sebagai sumber
penghasilan, misalnya saham, persewaan rumah, dan deposito bank.
b) Modal masyarakat atau modal
sosial, adalah semua barang modal yang dapat difungsikan orang banyak atau
masyarakat, misalnya jalan, jembatan, dan rel kereta api. Barang modal
masyarakat disebut juga infrastruktur.
2) Modal Dilihat dari Sifatnya
a) Modal tetap, adalah barang modal
yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam produksi, misalnya tanah,
gedung, dan mesin. Barang modal ini biasanya merupakan alat-alat produksi tahan
lama.
b) Modal lancar, adalah barang modal
yang habis dipakai sekali saja dalam produksi, misalnya bahan-bahan bakar
(bensin dan solar).
c) Modal variabel, adalah barang
modal yang besarnya berubah-ubah, sesuai dengan jumlah barang yang diproduksi.
Misalnya jumlah bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi.
3) Modal Dilihat dari Risikonya
a) Modal sendiri, adalah modal
perusahaan ditanggung sendiri secara penuh oleh perusahaan itu jika mengalami
kerugian atau jatuh pailit.
b) Modal pinjaman, adalah modal yang
berasal dari pihak lain. Perusahaan akan memberi bunga modal kepada pihak
pemberi pinjaman.
4) Modal Dilihat dari Bentuknya
a) Modal nyata, adalah barang yang
dapat digunakan dalam proses produksi yang terdiri atas modal barang dan modal
uang.
b) Modal abstrak, adalah modal yang
tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat, seperti kepandaian, pengetahuan,
keahlian, nama baik, dan keunggulan dibanding perusahaan lain.
d. Kewirausahaan
Orang yang bertanggung jawab
terhadap suatu usaha, mengambil inisiatif dan mengambil keputusan, serta berani
menanggung segala risiko disebut pengusaha (entrepreneur) atau wirausahawan.
Tugas pengusaha antara lain mengatur dan menentukan serta mengombinasikan
berbagai faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena itu,
pengusaha dapat pula diartikan sebagai orang yang mempunyai keterampilan atau
keahlian mengombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja, serta modal untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Pengusaha bertanggung jawab dalam
proses produksi. Tanpa ada pengusaha, maka sumber-sumber alam, tenaga kerja,
serta modal akan tetap tinggal diam, sehingga tidak menghasilkan barang dan
jasa. Keterampilan pengusaha (skill) untuk mengatur berbagai faktor produksi
disebut kewirausahaan.Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya.
Kewirausahaan merupakan tanggapan
terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan yang
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan
inovatif. Kewirausahaan bersangkutan dengan kemampuan seseorang untuk
menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain.
Kewirausahaan tidak hanya menyangkut
kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung semata) tetapi juga kegiatan
yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap, atau perilaku
yang tepat dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak yang
berkepentingan (langganan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan
negara).
Berikut ini adalah keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha supaya produksi dapat berjalan dengan lancar : [2]
Berikut ini adalah keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha supaya produksi dapat berjalan dengan lancar : [2]
- Keahlian manajerial (managerial skill), adalah keahlian
dalam mengelola faktor-faktor produksi dengan menggunakan cara-cara yang
tepat sehingga diperoleh hasil maksimal.
- Keahlian teknologi atau (technological
skill), adalah keahlian khusus yang bersifat teknik yang bisa
digunakan demi keberhasilan produksi.
- Keahlian organisasi atau (organizational skill), yaitu
keahlian mengatur berbagai kegiatan perusahaan yang bersifat intern maupun
ekstern.
6. Fungsi Produksi
Di dalam proses produksi, faktor
produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan.
Produk sebagai output dari proses produksi sangat tergantung dari faktor
produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut. Sedangkan proses
produksi tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Hal ini
berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai
produk (output) dalam proses produksi disebut fungsi produksi.
Fungsi produksi dapat mencerminkan
keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun
perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan mengubah bentuk
fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi sepatu. Dalam fungsi
produksi, sepatu itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah
satu komposisi faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan berubah.
Namun, output akan tetap sama apabila perubahan satu faktor produksi diganti
dengan faktor produksi lainnya.
Secara matematis, fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut: [3]
Q = f (K, L, R, T)
Q = jumlah produk (output) yang dihasilkan
f = fungsi, menunjukkan hubungan fungsional antara jumlah output dan input (K, L, R, T)
K = Kapital (capital) atau barang modal
L = Labor (tenaga kerja)
R = Resource (kekayaan alam)
T = Technology (teknologi yang digunakan)
Rumus tersebut menunjukkan jumlah produk (output) yang dihasilkan bergantung pada jumlah modal (capital), jumlah tenaga kerja, jumlah resource, dan tingkat teknologi yang digunakan. Pada umumnya, proses produksi membutuhkan berbagai jenis faktor produksi.Namun, untuk memudahkan analisis perlu diadakan penye derhanaan terhadap faktor produksi yang jumlah dan kualitasnya sangat banyak.
Untuk itu, penyederhanaan fungsi produksi hanya bergantung pada dua faktor produksi (input) saja.Kedua faktor produksi tersebut adalah modal (capital) dan tenaga kerja (labor). Secara matematis, fungsi produksinya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Secara matematis, fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut: [3]
Q = f (K, L, R, T)
Q = jumlah produk (output) yang dihasilkan
f = fungsi, menunjukkan hubungan fungsional antara jumlah output dan input (K, L, R, T)
K = Kapital (capital) atau barang modal
L = Labor (tenaga kerja)
R = Resource (kekayaan alam)
T = Technology (teknologi yang digunakan)
Rumus tersebut menunjukkan jumlah produk (output) yang dihasilkan bergantung pada jumlah modal (capital), jumlah tenaga kerja, jumlah resource, dan tingkat teknologi yang digunakan. Pada umumnya, proses produksi membutuhkan berbagai jenis faktor produksi.Namun, untuk memudahkan analisis perlu diadakan penye derhanaan terhadap faktor produksi yang jumlah dan kualitasnya sangat banyak.
Untuk itu, penyederhanaan fungsi produksi hanya bergantung pada dua faktor produksi (input) saja.Kedua faktor produksi tersebut adalah modal (capital) dan tenaga kerja (labor). Secara matematis, fungsi produksinya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Fungsi produksi dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut.
Q / TP = f (L, R,
T)
Keterangan:
Q / TP = Total produksi
f =
Fungsi (persamaan fungsional)
L = Tenaga kerja
R = Sumber daya alam
T = Teknologi yang digunakan
Tabel 1. Hubungan Faktor Produksi Tetap, Faktor Produksi Variabel dengan Output yang Dihasilkan
Input
|
Output
|
Produk Rata-rata (AP)
|
Tahap Produksi
|
||
Mesin dan Bangunan
|
Tenaga Kerja
|
Produk Total (TP)
|
Tambahan Produk (MP)
|
||
Tetap
|
0
|
0
|
0
|
0
|
–
|
Tetap
|
1
|
6
|
6
|
6
|
I
|
Tetap
|
2
|
14
|
8
|
7
|
I
|
Tetap
|
3
|
24
|
10
|
8
|
I
|
Tetap
|
4
|
32
|
8
|
8
|
II
|
Tetap
|
5
|
38
|
6
|
7,6
|
II
|
Tetap
|
6
|
42
|
4
|
7
|
II
|
Tetap
|
7
|
44
|
2
|
6,2
|
II
|
Tetap
|
8
|
44
|
0
|
5,5
|
II
|
Tetap
|
9
|
42
|
–2
|
4,6
|
III
|
Produk total (TP = Total Product)
adalah keseluruhan hasil yang diperoleh selama proses produksi. Tambahan produk
(MP = Marginal Product) adalah tambahan total produksi yang bisa diperoleh
sebagai akibat bertambahnya satu unit input (masukan) faktor produksi variabel
(tenaga kerja). Produk rata-rata (AP = Average Product) adalah rata-rata produk
yang dihasilkan selama proses produksi, yang diperoleh dari pembagian produksi
total dengan tenaga kerja.
Dari tabel 1.dapat dibuat grafik
seperti di bawah ini.
Gambar di atas menunjukkan gejala
proses tambahan hasil yang semakin menurun. Pada saat jumlah tenaga kerja 1
orang, produk total (TP) yang diperoleh adalah 6.Jika tenaga kerja ditambah
menjadi 2 orang, maka TP menjadi 14 yang berarti ada tambahan produk (MP)
sebesar 8. Tambahan tenaga kerja menjadi 3 orang akan meningkatkan TP menjadi
24 dengan MP sebesar 10. Pada tahap ini (tahap I) terjadi kenaikan TP yang
lebih dari sebanding (lebih proporsional) di mana terjadi peningkatan MP di
setiap penambahan 1 unit input. Secara teknis, keadaan ini disebut increasing
returns. Pada tahap ini lebih menguntungkan bagi produsen untuk terus menambah
penggunaan input variabel karena output tambahan yang dihasilkan setiap
tambahan input variabel semakin besar. Daerah ini disebut ”daerah tak rasional”
karena produsen yang rasional tidak akan pernah memilih tingkat ini sebagai
daerah operasi.
Pada saat tenaga kerja ditambah
menjadi 4 orang, TP yang diperoleh 32 dengan MP 8.Pada posisi ini walaupun TP
masih meningkat, tetapi MP mulai menurun. Pada tahap ini (tahap II) kenaikan TP
yang terjadi tidak proporsional (tidak sebanding dengan peningkatan MP karena
adanya tambahan input). Namun karena penurunan MP belum diikuti oleh penurunan
AP, maka masih memungkinkan bagi produsen untuk meningkatkan produksi total.
Dengan demikian, daerah ini disebut juga sebagai ”daerah rasional”. Secara
teknis, keadaan ini disebut diminishing returns.
Pada saat tenaga kerja ditambah
menjadi 9 orang, TP yang diperoleh menjadi 42, dengan MP –2. Pada tahap ini
(tahap III) penambahan input variabel hanya akan menurunkan produksi total.
Dengan demikian, daerah ini disebut sebagai daerah ”tak rasional”. Produsen
tidak akan pernah memilih tahap ini sebagai daerah operasi. Keadaan di mana
penambahan input variabel menurunkan produksi total disebut sebagai negative
returns.
Secara sederhana, hubungan antara kurva TP, MP, dan AP sebagai berikut.
- Penggunaan input tenaga kerja sampai pada tingkat di
mana TP cekung ke atas (0 sampai A) maka MP menaik demikian pula AP.
- Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan
TP yang menaik dan cembung ke atas (yaitu antara A dan C) MP menurun.
- Pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan
TP yang menurun maka MP negatif.
- Pada tingkat penggunaan tenaga kerja di mana garis
singgung pada TP persis melalui titik origin B, maka MP = AP maksimum.
Penambahan tenaga kerja akan menimbulkan spesialisasi pekerjaan. Pada saat
jumlah tenaga kerja hanya 1 orang, ia mengerjakan semua proses produksi.
Jika tenaga kerja ditambah, maka proses produksi dibagi menjadi
tahapan-tahapan produksi dan tiap tenaga kerja mengerjakan tahapan yang
berbeda. Sampai dengan jumlah tenaga kerja tertentu, spesialisasi
pekerjaan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
7. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen
(perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan
jasa.Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi tetap (fixed
input) dan faktor produksi variabel (variabel input).
Faktor produksi tetap adalah faktor
produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi.Ada
atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap
tersedia.Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contohnya.Sampai tingkat interval
produksi tertentu jumlah mesin tidak perlu di tambah.Tetapi jika produksi
menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi), jumlah mesin tidak bisa
dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi
variabel tergantung pada tingkat produksinya.Makin besar tingkat produksi,
makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan.Begitu juga
sebaliknya.Buruh harian lepas pabrik rokok adalah salah satu contohnya.Jika
perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya di
tambah.Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat di
kurangi.
Pengertian faktor produksi tetap dan
faktor produksi variabel terikat erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai
faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah
untuk di tambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi
variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari
satu tahun.
Dalam jangka panjang (long
run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi
sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi
dengan menambah atau mengurangi mesin produksi.Dalam konteks manajemen, jangka
panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran kronologis.Misalnya
ada kualifikasi yang menyatakan bahwa jangka panjang berkisar antara 5-25
tahun.Jangka sangat panjang bila waktunya lebih 25 tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan
jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis.Periode jangka pendek adalah
periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan
penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.Periode
jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi
faktor produksi variabel.
Tenggang waktu jangka pendek setiap
perusahaan berbeda-beda tergantung jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi
barang-barang modal, periode jangka pendeknya barang kali lima tahun. Sebab
perusahaan membutuhkan waktu minimal 5 tahun tambahan untuk menambah kapasitas
produksi dengan menambah mesin.Perusahaan yang bergerak di industri pengolahan,
periode jangka pendeknya lebih singkat.Perusahaan yang mengelolah makanan
kalengan, periode jangka pendeknya hanya 2 atau 3 tahun.
A.
Fungsi Produksi dengan Satu Faktor Produksi
Variabel
Pengertian produksi dengan satu
variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi
yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi
oleh perusahaan, ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal atau capital dan
tenaga kerja (labour). Hubungan matematis penggunaan faktor
produksi yang menghasilkan output maksimum disebut dengan faktor produksi,
seperti dibawah ini:
Q = f(K,L)
|
Keterangan:
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja atau buruh
Dalam model produksi satu faktor
produksi variabel, barang modal dianggap barang produksi tetap.Keputusan
produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
B. Produksi Total (Total Product)
Produksi total adalah banyaknya
produksi yang dihasilkan dari penggunaan satu unit total produksi.
TP = f(K,L)
|
Keterangan:
TP = produksi total
K = barang modal (yang
dianggap konstan)
L = tenaga
kerja atau buruh
Secara matematis TP akan maksimum
apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan
pertama TP adalah MP, maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
C. Produksi Marginal (Marginal Product)
Produksi Marginal (marginal
product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu
unit faktor produksi.
Keterangan:
MP = Produksi Marginal
Perusahaan dapat terus menambah
tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah< 0, penambahan tenaga kerja
justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah
terjadinya hukum pertambahan hasil yang semakin menurun atau The Law of
Deminishing Return.
D. Produksi Rata-Rata (Average Product)
Produksi rata-rata adalah rata-rata
output yang dihasilkan perunit faktor produksi.
Keterangan:
AP = produksi rata-rata
TP = total product
L = tenaga kerja
(labour)
AP akan maksimum bila turunan
pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis, AP maksimum
tercapai pada saat AP=MP, dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
Tabel 1
Produksi Total, Produksi Marginal,
dan
Produksi Rata-rata Usaha Tekstil
Tradisional
(Satu Faktor Produksi Variabel)
Mesin
(unit)
|
Buruh
(orang)
|
TP
(bal)
|
MP
(bal)
|
AP
(bal)
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
20
45
80
105
120
126
120
106
90
|
5
15
25
35
25
15
6
-6
-12
-18
|
5
10
15
20
21
20
18
15
12
9
|
Dari tabel diatas kita dapat melihat
bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai maksimum (126
unit) pada saat jumlah buruh yang diperkerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu
penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena produksi marjinal/MP
sudah negative.Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi
TP. Selama nilai MP > 0, TP tetap bertambah.Sayangnya pertambahan MP juga
mengalami penurunan/LDR (The Law of Deminishing Return). Besarnya nilai
MP juga berpengaruh terhadap nilai produksi rata-rata atau AP. Penambangan 1
orang tenaga kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP > nilai AP
sebelumnya. Begitu juga sebaliknya.Hal ini terjadi pada saat penggunaan tenaga
kerja antara 2-5 orang. Misalnya pada saat menambah buruh dari 2 menjadi 3
orang, AP meningkat dari 10 unit menjadi 15 unit, karena MP= 25 unit.
Bandingkan pada saat tenaga kerja ditambah dari lima menjadi enam.
Dapat dipresentasikan dalam bentuk diagram
TP ternyata bergerak membentuk kurva yang mirip huruf S, sehingga disebut
kurva S atau (S curve). Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun
menyebabkan kurva MP berbentuk parabola, sampai menyentuh sumbu horizontal
(MP=0). Jika kurva MP telah lebih rendah dari sumbu horizontal (MP<0),
penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total (slope kurva TP
menjadi negatif).Kurva AP bergerak sepola dengan kurva MP.Sebelum titik potong
AP dan MP nilai AP selalu dibawah MP, setelah itu AP diatas MP.Nilai AP juga
mengalami penurunan akibat pengaruh penurunan nilai MP.Tetapi penurunannya
tidak setajam MP sehingga pada saat MP < 0, AP masih mungkin bernilai
positif bahkan tidak pernah negatif.
8 . Biaya produksi jangka Pendek
Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah
jumlahnya. Biaya produksi dalam jangka pendek antara lain.
1) Dalam hubungannya dengan tujuan
biaya
Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat
menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. .Dalam
biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi
mejadi 2 yaitu
a) Biaya Langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output
tertentu.
b) Biaya tidak Langsung (indirect
cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak
dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output
tertentu.
Tiga Tahap Produksi
Diagram 2 menunjukkan ada tiga tahap
penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum
(titik 1 dan 4).Kedua, pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga, pada saat
MP = 0 atau menjadi tiga tahap produksi (the three stage of production):
1.
Tahap 1 (stage I), sampai pada saat
kondisi AP maksimum.
2.
Tahap 2 (stage II) , antara AP
maksimum sampai saat MP sama dengan nol
3.
Tahap 3 ( stage III) , saat MP sudah
bernilai < 0 (negatif)
Penahapan ini berguna untuk memahami
pada tahap mana sebaiknya perusahaan berproduksi.
Diagram 2
Kurva TP, MP, dan AP
Pada tahap 1, penambahan tenaga
kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata rata. Karena itu
hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan
upah yang harus dibayarkan.Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap
ini (slope kurva TP meningkat tajam).
Pada tahap II, kerena berlakunya
LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata rata mengalami penurunan
.Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan
tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kuva TP
datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Pada tahap III, persahaan tidak
mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan
produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
Dengan demikian perusahaan sebaiknya
berproduksi ditahap II. Secara metematis perusahaan akan berhenti menambah
tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar
adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang
diterima. Jika tambahan biaya masih lebih kecil dari tambah
pendapatan, perusahaan akan menambah tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah
produksi marginal dikalikan harga jual barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W
sedangkan harga jual baranng di notasikan P, maka alokasi tenaga kerja (faktor
produksi) dianggap efisien bila:
W = MP (P)
Keterangan:
W = Upah
MP = Produksi Marginal
P =
Harga Jual Barang
Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat
tingkat produktivitas meningkat.Secara grafis dapat digambarkan dengan semakin
luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram 5.3, akibat kemajuan
teknologi, luas kurva TP3 > TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang
dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar. Dari Diagram 5.3 tampak
bahwa: .
Diagram 3
Pengaruh
Kemajuan Teknologi Terhadap Output
Bila nilai AP meningkat karena
mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi meningkat. Studi empiris yang
dilakukan duapuluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ada yang lebih penting
dari sekedar memodernisasi mesin, yaitu modernisasi sumber daya manusia (SDM),
terutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM,
kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia (embodied technologi)
dan mendorong peningkatan efisiensi.
Seorang ekonom senior (Paul Krugman)
menggunakan konsep ini untuk menjelaskan mengapa negara-negara yang dikenal
sebagai “Macan Asia” (Asia Timur) mengalami krisis ekonomi di akhir dasawarsa
ini.Salah satu jawabannya adalah pertumbuhan ekonomi Asia Timur, seperti halnya
Rusia, lebih disebabkan oleh pertambahan penggunaan faktor produksi (barang
modal dan tenaga kerja).Tidak ada peningkatan efisiensi yang signifikan.Oleh
karena itu ukuran efisiensi dengan menggunakan angka AP harus ditinjau
ulang.Paul Krugman kemudian mengusulkan TFP (Total Factor Productivity)
sebagai ukuran efisiensi.Pada prinsipnya metode ini ingin memisahkan pengaruh
barang modal, teknologi, dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan
itu akan terlihat apakah ada kemajuan efisiensi yang signifikan. Angka
pertumbuhan TFP yang besar mengidentifikasikan perkembangan efisiensi yang
semakin tinggi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi adalah
menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi.Maksudnya adalah bahwa manusia
mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu
mempunyai kemanfaatan.Apa yang bisa dilakukan manusia dalam “memproduksi” tidak
sampai pada merubah substansi benda. Yang dapat dilakukan manusia berkisar pada
misalnya mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan atau
mengeksploitasi (ekstraktif).
Dalam konsep
ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk memperoleh laba
sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam ekonomi konvensional,
tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan Mashlahah yang maksimum bagi
konsumen.
Walaupun dalam
ekonomi islam tujuan utamannya adalah memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba
tidaklah dilarang selama berada dalam bingkai tujuan dan hukum islam. Dalam
konsep mashlahah dirumuskan dengan keuntungan ditambah dengan berkah.
B.Saran
Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga
pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu
para pebgusaha harus memahami pengertiannya
D. Daftar Pustaka
2. Putong, Iskandar. 2010. Economics Pengantar Mikro
dan Makro. Jakarta: Mitra wacana media.
Sukirno,
Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Salvatore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar